(Indra Jaya Jati Kusuma)
Hembusan angin
Menerpa barisan rambut halus
Membuat gelap menjadi terang
Seakan dunia ini penuh cahaya
Kelopak mata ini terbuka
Binar mata penuh harap
Berjuta kata dan makna
Terlahir dari detik awal
Hingga ribuan langkah
Aku lalui dengan banyak rasa
Sampai berpikir bahwa
Ribuan masih kurang
Sejak itu
Langkahku menjadi ribuan.
finaavy
Jumat, 14 Oktober 2016
Sederhana Tak Bersyarat
aku mengenal
dalam ketulusan
aku menyelimut
dalam kehangatan
menyibak cacat
dengan senyuman
menyium bau yang busuk
dengan sederhana
karena ini tak bersyarat
ini sederhana
aku mencintaimu
dengan cara yang sederhana
lebih sederhana dari segaris coretan
aku menyayangimu
dengan segala kekuranganmu
karena cinta ini tak bersyarat
semudah kau memejamkan mata indahmu
ini cinta yang tak bersyarat
karena ketulusan senyum yang ada
dan kebahagiaan yang merangkul
Rabu, 02 Desember 2015
sebatas mimpi
“Revan …….” Teriak Tara
dari kejauhan.
“
Revan Aditiya Hendrawan…. Tungguin gue!” panggil Tara
lengkap.
Revan yang baru sadar jika ada
yang memanggilnya langsung
menghantikan laju mobilnya dan
menoleh ke belakang mobilnya.
“mampus gue, Tara ketinggalan “
ucap Revan sambil menngundurkan mobilnya.
“Gila loe, masa gue di tinggal si? loe
tahu gak si dari tadi gue panggil cungkringggg!!!!” Ucap Tara
kesal.
“Sorry ra, gue lupa” ucap Revan
seraya membukakan pintu mobilnya.
“Masuk Ra “ ajak Revan kepada Tara, tapi Tara hanya terdiam.
Melihat kejadian itu Revan langsung melepas sabuk pengaman yang
melingkar di tubuhnya kemudian keluar dari mobil itu seraya mendekati tempat
dimana Tara berdiri
“Ayolah princess masuk ke mobil”. ajak
Revan sambil menarik tangan Tara.
“iya-iya gue masuk my prince”. Jawab
Tara
kesal.
Akhirnya merekapun
melaju menuju sekolah.
“Akhirnya sampai juga”. ucap
Revan, namun tak ada jawaban dari Tara.
“ Princess jagan manyun gitu
dong…,ntar cantiknya hilang loe”. Rayu Revan.
“Biarin aja.”Jawab Tara
ketus.
“Ok,, maafin aku yah????” pinta
Revan.
“Hu’um…” ucap Tara
singkat.
“Makan dulu yuk?? laper
ni. tadi di rumah nggak sempet sarapan”.
Rengek Revan.
Melihat Tara tidak menjawab
apa-apa Revan kemudian turun dari mobil dan membuka pintu mobil dan langsung
menyambar tangan Tara untuk turun
dari mobil.
“Ayolah kita makan, itung-itung
untuk ucapan maaf gue ke lo.”Ucap Revan.
“Ok,,tapi jangan di ulangi lagi
yah??” jawab Tara.
“Siap
komandan.” Balas Revan sambil hormat kepada Tara.
Melihat kekonyolan Revan, Tarapun tersenyum
Mereka makan
bersama di kantin, setelah selesai makan mereka masuk ke kelas. Teengg….tenggg….tenggg…
tanda selesainya semua kegiatan sekolah. Setelah
mendengar bel, Revan menghampiri tempat duduk Tara dan
mengajaknya pulang.
“Ra,,pulang yuk!. Ajak Revan.”
“Bentarr,,,, aku belum selesai
nulisnya.” Jawab Tara yang sedang
sibuk menulis.
“Akhirnya selesai juga,,yuk
pulang!!” ajak Tara seraya menggendong
tasnya.
“yuk,,,,” jawab Revan.
“Huh rasanya udah satu tahun gue
ngejomblo, kayaknya gak
ada satupun cowok yang ngedeketin gue”. ucap Tara sambil
menelusuri koridor sekolah.
“terus????????????” jawab Revan
singkat.
“Terus-terus….! Yah gue bosen
ngejomblo terus. gue pengen
cepet-cepet punya cowok tahuu,,,gue kenalin
donk ke temen cowok loe Van,,please!!”rengek
Tara.
“Gak usah
jauh-jauh kali neng…yang deket juga ada.” Ucap
Revan.
Mendengar kata-kata Revan, Tara
menatap Revan dengan tatapan bingung.
“Maksud loe???” Tanya
Tara
bingung.
“Raaa,,,,,,” panggil laki-laki di seberang sana, yang
ternyata lelaki itu adalah Raka.
“Raka? Ada
apa Ka.????” Tanya Tara saat lelaki
itu berhasil mengejarnya.
“Ikut gue dulu yuk!” ajak
Raka sambil memegang tangan Tara.
“Gue pinjem Tara
dulu ya Van.” lanjut Raka sembari membawa Tara
menjauhi tempat Revan berdiri.
Akhirnya sampai
juga Raka dan Tara ke tempat yang di tuju yaitu di depan kelas yang
keadaannya memang sudah sepi. Raka membalikkan tubuhnya tepat di depan tubuh Tara.
Tangan Raka memegang tangan Tara dengan
lembut. Seketika jantung Tara berdetak dengan
kencangnya.
“Ra,,aku mau
bilang sesuatu sama kamu” ucapnya dengan bahasa aku kamu.
“Bilang apa????.”
Tanya Tara
penasaran.
“Aku mau bilang maaf
sama kamu” ucap Raka.
“Maaf atas apa???”
Tanya Tara
semakin bingung akan ucapan Raka.
“Maaf karena aku
udah nolak kamu, maaf karena aku udah nyakitin kamu tanpa peduliin perasaan
kamu dan hati kamu, dan maaf jika aku baru menyadari perasaan kamu betapa besar
cinta kamu kepadaku.Tapi sekarang aku mau kamu jadi pacar aku, kekasih
tercintaku??” ucap Raka tanpa spasi.
Mendengar semua
itu Tara kaget, dia hanya terdiam membisu
tiada satu patah katapun terucap dari mulut mungilnya itu. Tara
tak menyangka kalau Raka akan bicara seperti itu. Dengan
wajah yang masih tetap bingung, batinnya mulai berbisik bertanya-tanya
‘Apakah
benar dia sungguh-sungguh mencintai aku?Bukankah dia seorang playboy?Apakah dia
akan menyakiti hati aku seperti korban-korban cintanya yang dulu?” batin Tara bergejolak.
“Aku gak seperti
yang dulu lagi kok Ra, aku
udah berubah gak seperti yang dulu lagi, kali ini aku serius Ra!” ucap Raka
seperti tahu apa isi hati Tara yang penuh
akan pertanyaan.
Tara
tidak dapat menjawab dan tidak dapat menjawab pertanyaan dari Raka, Tara
takut cintanya akan dihianati, namun Tara
sangatlah cinta kepada Raka. Tara masih
menyimpan rasa yang dulu dan sangatlah sulit untuk melupakan rasa itu hanya
karena Raka seorang playboy dan Tara
mengetahui itu. Tanpa berfikir
panjang Raka mendekati Tara dan
langsung mengecup keningnya sembari
mengajak Tara pulang.
“Pulang yuk?“ ajak
Raka dengan menggandeng tangan Tara.
Tanpa sepatah
katapun Tara
hanya terdiam dan mengikuti langkah kaki Raka dengan perasaan deg-degan karena
kejadian tadi.
Tak terasa sudah
satu minggu Raka dan Tara berpacaran
dan selama itu pula Revan menjauhi Tara.
Pada suatu hari saat pulang sekolah,di kelas hanya tersisa Raka dan Tara.
Tara mendekati
tempat duduk Raka seraya berkata;
“Loe kenapa si
van, akhir-akhir ini loe selalu menghindar dari gue?? Salah gue apa van? kalo
ada salah gue minta maaf.”
“Loe gak salah
apa-apa kok, gue hanya ingin ngasih tahu loe kalo Raka itu bajingan.” Jawab Revan ketus, sambil memalingkan badan.
Sore itu Revan
sedang jalan-jalan ke Mall untuk
menghilangkan penat. Ketika akan menuju ke cafe
yang berada di Mall tersebut, Revan melihat Raka sedang menggandeng seorang cewek lain. Tanpa berfikir
panjang Revan menelfon Tara.
“Hallo,,ada apa
van??”
“Kesini cepetan ke
cafe
biasa, pentingg!!!”
Tara
mengayuh sepedanya dengan cepat.
“Van ada apa???”
“Lihat ja tu cowok
yang paling loe bangga-banggain”
Tanpa berfikir
panjang Tara langsung menuju ke arah Raka dan menampar wajah Raka sembari berkata “Bajingan lo ka, sekarang
kita putus”
kemudian meninggalkannya begitu saja sambil menangis dan di ikuti
Raka di belakangnya menuju ke taman,
“Udah lah ra gak
usahdi pikirin cowok macam si Raka itu” bujuk Revan.
“Makasih ya
Van,loe udah nyadarin gue”. ucap Tara menahan
tangis sembari memeluk erat tubuh Revan.
“Sama-sama Ra”
‘Asal
loe tau ra,gue sangat cinta sama loe’ revan berbicara dalam hatinya.
Hatinya tak kuat melihat orang yang dicintainya menangis.
“ udah
dong nangisnya,kita pulang yuk.” Ajak revan sembari menggandeng Tara masuk ke
mobilnya.
Saat
dimobil suasanapun hening tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut mereka
berdua.
“ udah
sampe ni ra.”
“ makasi
ya van. Loe udah selalu ada buat gue“
“ iya,
gue bakal selalu ada buat loe ra, sekarang loe istirahat. Sampai jumpa besok
ya.”
Keesokkan
harinya disekolah Tara terlihat termenung dibangkunya.
“ kenapa
? masih mikirin cowok brengsek itu? Cwok kyak gitu gak perlu di inget-inget
ra.”
“ loe
itu gak tau van apa yang gue rasain.” Jawab Tara sambil menangis.
“udah,
jangan nangis lagi. Sorry gue gak bermaksud ungkit-ungkit masalah itu lagi.”
Revan mencoba menenangkan Tara.
“ makasi
van loe bener-bener sahabat gue yang paling baik.”
‘loe gak tau ra,gue lakuin ini karena gue
sayang sama loe. Dan loe Cuma nganggep gue sahabat.’ Hati revan sangat
sakit, serasa dicabik-cabik. Orang yang selama ini dia sayang ternyata tidak
lebih menganggapnya hanya sebagai seorang sahabat.
Langganan:
Komentar (Atom)